Train Attendant LRT Jabodebek bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan langsung kepada pengguna, memastikan perjalanan berlangsung aman dan nyaman, serta mengambil alih kendali kereta secara manual dalam situasi darurat. Mereka menjalani pelatihan selama enam bulan dan harus lulus ujian sertifikasi resmi.
31 Juli 2025 – LRT Jabodebek beroperasi secara otomatis tanpa masinis, namun kehadiran petugas di dalam kereta tetap menjadi elemen penting dalam menjamin perjalanan yang aman dan nyaman bagi pengguna. Untuk memastikan standar pelayanan dan keselamatan tetap terjaga, LRT Jabodebek menempatkan petugas terlatih yang mendampingi setiap perjalanan. Mereka dikenal dengan sebutan Train Attendant, karena menjalankan peran ganda sebagai petugas layanan pengguna di atas kereta sekaligus pengendali kereta dalam kondisi darurat.
Saat ini, sebanyak 121 Train Attendant aktif bertugas di LRT Jabodebek, didampingi oleh 13 Penyelia sebagai pengawas operasional, sehingga total awak sarana berjumlah 134 personel bersertifikasi. Seluruhnya telah lulus pelatihan intensif dan tersertifikasi resmi oleh Kementerian Perhubungan sebagai Awak Sarana Perkeretaapian Otomatis.
Train Attendant bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan langsung kepada pengguna, mulai dari membantu penumpang prioritas seperti lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas, hingga memastikan perjalanan berlangsung aman dan nyaman. Dalam situasi tertentu seperti gangguan sistem, Train Attendant juga dapat mengambil alih kendali kereta secara manual, sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.
Sebelum resmi bertugas, setiap Train Attendant menjalani pelatihan selama enam bulan, mencakup teori, praktik, dan simulasi situasi darurat. Mereka juga harus mengikuti dan lulus ujian sertifikasi sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2023 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian.
LRT Jabodebek juga menyediakan Train Simulator sebagai sarana pelatihan berkelanjutan. Melalui simulator ini, para Train Attendant secara rutin melatih respons mereka dalam berbagai skenario operasional, termasuk saat harus mengendalikan kereta secara manual jika terjadi gangguan.
Sebelum menjalankan tugas, Train Attendant diwajibkan hadir paling lambat 60 menit sebelum kereta diberangkatkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan briefing teknis. Di atas kereta, mereka bertanggung jawab melakukan pengecekan peralatan keselamatan, menjalin komunikasi dengan pusat kendali (OCC), serta tetap siaga sepanjang perjalanan untuk melayani dan menjaga keamanan pengguna.
“Kereta LRT Jabodebek memang beroperasi tanpa masinis, tetapi bukan berarti tanpa pengawasan manusia. Train Attendant kami hadir untuk menjamin kenyamanan, keselamatan, dan layanan terbaik bagi penumpang. Mereka adalah bagian penting dari sistem operasional kami,” ujar Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi.
Perpaduan antara sistem operasi otomatis dan kehadiran petugas yang profesional menjadikan LRT Jabodebek sebagai transportasi publik yang tidak hanya modern dan efisien, tetapi juga mengedepankan sentuhan manusia dalam setiap perjalanan.
Artikel ini juga tayang di vritimes