Close Menu
    Hot News

    Earthworm Foundation bersama Pemerintah Provinsi Riau Menyelenggarakan Lokakarya untuk Memperkuat Ketahanan melalui Pendekatan Lanskap Terpadu dan Berkelanjutan

    Kamis, 17 Juli 2025

    Sistemasi Operasi Terminal Roro dan Penumpang di Pelabuhan Gresik

    Kamis, 17 Juli 2025

    Bittime Resmi Kantongi Izin PAKD, Siap Luncurkan Strategi Pertumbuhan Baru Lewat Bittime VIP Program

    Kamis, 17 Juli 2025
    Facebook
    Bebegig NewsBebegig News
    Facebook
    • Hot News
    • Artis-Seleb
    • Film-TV-Music
    • Bisnis-Finance
    • Lifestyle
    • Techno-Gaming
    Bebegig NewsBebegig News
    Home»Bisnis-Finance»CALEG GAGAL BANGKIT KARENA LUKISAN: BAGAIMANA SENI MENYEMBUHKAN JIWA AGUS PRIYANTO
    Bisnis-Finance

    CALEG GAGAL BANGKIT KARENA LUKISAN: BAGAIMANA SENI MENYEMBUHKAN JIWA AGUS PRIYANTO

    Selasa, 20 Mei 2025
    CALEG GAGAL BANGKIT KARENA LUKISAN: BAGAIMANA SENI MENYEMBUHKAN JIWA AGUS PRIYANTO

    Dari ambisi politik yang runtuh hingga keterpurukan finansial dan emosional, Agus Priyanto hampir kehilangan arah hidupnya. Tapi di tengah gelapnya hari-hari, ia kembali menemukan secercah cahaya lewat kuas dan warna. Artikel ini menggali bagaimana seni, bukan hanya menjadi pelarian, tapi juga jalan pulang—membangkitkan harapan, memulihkan jiwa, dan akhirnya melahirkan metode terapi seni yang kini ia bagikan untuk orang lain.

    Ketika Ambisi Politik Membawa Luka

    Agus Priyanto dulunya seorang pegawai kantoran dengan dedikasi sosial tinggi. Ia aktif mengajar mengaji, membina komunitas, dan dipercaya banyak orang.

    Atas dukungan masyarakat sekitar, pada 2019, Agus memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kota Surakarta. Namun jauh panggang dari api, modal ratusan juta yang telah ia keluarkan tak menelurkan hasil apapun. Ia gagal.

    Kegagalan ini bukan sekadar hasil pemilu yang tak berpihak. Bagi Agus, ini menjadi titik runtuh. Rumah terpaksa dijual, anak-anak harus dititipkan ke mertua.

    Ia menghindari pertemuan sosial, takut dianggap meminta bantuan. Bahkan tidur pun jadi sulit. Dalam sunyi dan ketakutan itu, ia mulai bertanya: “Kenapa ambisi bisa membuat saya nyaris kehilangan segalanya?”

    Momen Tak Disangka: Kuas, Warna, dan Doa

    Dalam gelapnya masa depresi, secercah ingatan membawa Agus kembali ke masa mudanya—saat ia aktif bermusik sebagai vokalis band, dan sering menghabiskan waktu dengan melukis.

    Dua hobi yang dulu sangat dicintainya, perlahan terkubur oleh tuntutan hidup dan rutinitas pekerjaan. Namun justru dari ingatan inilah, harapan mulai menetes kembali.

    Suatu malam, tangan Agus kembali mengambil kuas lamanya secara impulsif. Ia mencorat-coret kanvas kosong dengan satu warna hitam pekat. Tanpa niat membuat karya, tanpa harapan apa pun, namun satu jam kemudian, ia merasakan sesuatu yang lama hilang: ketenangan.

    Sejak saat itu, Agus menyadari bahwa melukis bukan lagi aktivitas seni, tapi ruang untuk bernafas. Setiap goresan menjadi cara untuk mengurai beban, hadir di masa kini, dan menyentuh sisi terdalam diri. Proses itu membawa pemulihan yang perlahan namun nyata.

    Soul Release Art: Seni yang Mengantar Pulang

    Dari pengalaman itulah Agus akhirnya menekuni seni sebagai metode terapi. Dari eksplorasinya, lahir metode yang kini dikenal sebagai Soul Release Art Therapy. Bukan soal kemampuan artistik, tapi tentang keberanian untuk hadir dan jujur dalam bentuk yang paling murni.

    Melukis meditatif menekankan proses, bukan hasil. Dalam kondisi tertentu, otak manusia akan berada pada gelombang yang selaras dengan energi semesta—frekuensi alami bumi di 7,3 Hz. Pada titik inilah, tubuh dan jiwa menyatu, dan luka perlahan bisa dibaca serta dirawat.

    Lebih dari Sekadar Aktivitas Relaksasi

    Tantangan terbesar art therapy hari ini adalah persepsi. Banyak yang melihatnya hanya sebagai hobi atau hiburan kreatif. Padahal, seni bisa menjadi media penyembuhan yang konkret—khususnya bagi mereka yang tidak bisa atau tidak siap berbicara.

    “Trauma tidak selalu bisa dikeluarkan lewat kata. Tapi lewat seni, seseorang bisa memilih apa yang ingin ia ungkap, tanpa merasa terancam,” ujar Agus.

    Art therapy bukan hanya bentuk pengobatan, tapi juga pemberdayaan. Ia membangun kembali harga diri, harapan, dan rasa kebermaknaan.

    Harapan yang Dilukis Kembali

    Kini, Agus tak hanya bangkit dari luka masa lalunya, tapi juga membantu banyak orang melalui metode yang sama. Ia percaya, setiap luka bisa dilukis ulang—bukan untuk dihapus, tapi untuk diterima dan dirangkul.

    Karena terkadang, yang menyelamatkan kita bukan pelarian… tapi keberanian untuk memegang kuas, dan mulai menggambar ulang hidup yang sempat hilang warnanya.

    Artikel ini juga tayang di vritimes

    Berita Terkait

    Bisnis-Finance

    Earthworm Foundation bersama Pemerintah Provinsi Riau Menyelenggarakan Lokakarya untuk Memperkuat Ketahanan melalui Pendekatan Lanskap Terpadu dan Berkelanjutan

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    Sistemasi Operasi Terminal Roro dan Penumpang di Pelabuhan Gresik

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    Bittime Resmi Kantongi Izin PAKD, Siap Luncurkan Strategi Pertumbuhan Baru Lewat Bittime VIP Program

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    Webinar Green Skilling #21: Strategi Menumbuhkan Green Culture di Perusahaan

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (RSPON) dan Siemens Healthineers Indonesia Menyusun Masa Depan Pelayanan Gawat Darurat Stroke

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    Kredibel di Mata Investor, Obligasi Berkelanjutan I Tahap I BRI Finance Oversubscribed 205%

    Kamis, 17 Juli 2025
    Trending
    Bisnis-Finance

    Produk Bebas Asap Berbasis Sains dan Teknologi: Kunci Sampoerna-PMI Hadirkan Produk Alternatif yang Lebih Baik

    Senin, 7 Juli 2025

    Kolaborasi Lintas Sektor Perluas Dampak Positif Produk Bebas Asap

    Senin, 7 Juli 2025

    Telkom Indonesia Perkuat Akses Inovasi AI untuk Startup Lokal Melalui Program Indigo AI Connect x NTT Startup Challenge

    Senin, 7 Juli 2025

    Dukung Ekosistem Halal, KAI Logistik Percepat Penambahan Terminal Bersertifikat Halal

    Rabu, 16 Juli 2025

    Menyambut ATSIRI di ASHTA District 8

    Selasa, 15 Juli 2025

    Panduan Teknis Memilih Penguat Rasa Dalam Formulasi Produk Pangan Industri

    Senin, 14 Juli 2025

    ezSign untuk Perusahaan: Solusi Tanda Tangan Digital Legal

    Sabtu, 12 Juli 2025
    Hot News
    Bisnis-Finance

    Earthworm Foundation bersama Pemerintah Provinsi Riau Menyelenggarakan Lokakarya untuk Memperkuat Ketahanan melalui Pendekatan Lanskap Terpadu dan Berkelanjutan

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    Sistemasi Operasi Terminal Roro dan Penumpang di Pelabuhan Gresik

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    Bittime Resmi Kantongi Izin PAKD, Siap Luncurkan Strategi Pertumbuhan Baru Lewat Bittime VIP Program

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    Webinar Green Skilling #21: Strategi Menumbuhkan Green Culture di Perusahaan

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (RSPON) dan Siemens Healthineers Indonesia Menyusun Masa Depan Pelayanan Gawat Darurat Stroke

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    Kredibel di Mata Investor, Obligasi Berkelanjutan I Tahap I BRI Finance Oversubscribed 205%

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bisnis-Finance

    MCP Showcase 2025: Liebherr Handling the Future PT Multicrane Perkasa Hadirkan Solusi Material Handling Terkini

    Kamis, 17 Juli 2025
    Bebegig News
    • Tentang Kami
    • Kontak
    • Syarat & Ketentuan
    • Kebijakan Privasi
    • Disklaimer
    © 2025 BebegigNews.my.id.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.